
Sepenggal cerita mengisahkan bagaimana Khalifah Umar Ibn
Al-Khattab dalam penegakan hukum. Sifat tegas dan lembut Umar tentu membuat
rakyatnya saat itu terkagum-kagum, disamping memberikan hukuman kepada yang
bersalah, ia juga memberikan nasihat.
Umar bin Khattab mempunyai cara tersendiri dalam menegakkan
hukum. Beberapa kali ia menyadarkan orang yang salah untuk kembali ke jalan
yang benar dengan cara-cara yang penuh hikmah dan kelembutan. Suatu ketika
diadukan ke hadapan Umar perihal seorang lelaki lacur dari Syam. Dikatakan
tentang lelaki itu: ia selalu minum hingga mabuk. Mendengarnya Umar segera
memerintahkan juru tulisnya untuk mencatat:
Dari Umar bin Khattab
untuk Fulan bin Fulan. Assalamualaikum. Aku memuji kepada Allah atasmu, bahwa
tiada Tuhan selain Allah. Bismillahirrahmanirrahim. Telah diturunkan sebuah kitab
suci dari sisi Allah yang Mahaperkasa dan mengetahui, yang mengampuni segala
dosa, menerima tobat, dan memiliki azab yang pedih dan kekuasaan. Tiada tuhan
selain Dia, dan kepadanyalah segala sesuatu kembali.
Umar menstempel surat itu, lalu berpesan kepada
pengantarnya: “Jangan berikan surat ini
kepada lelaki itu kecuali ia telah tersadar”. Umar juga memerintahkan
urusan itu untuk mendoakan lelaki pemabuk itu. Hingga suatu ketika surat itu
datang dan dibacakan di hadapan lelaki pemabuk itu, ia berkata: “Sungguh, Tuhanku telah menjanjikan
pengampunan untukku, dan mencegah siksaannya atas diriku”. Lelaki pemabuk
itu terus membacanya hingga ia menangis. Ia kemudian bertobat, dan memperbaiki
perbuatannya.
Ketika kabar sampai kembali kepada Umar, ia berkata: “Seharusnya demikianlah kalian berbuat.
Ketika salah satu dari kalian melihat seseorang terjerumus pada kesalahan,
luruskan, doakan, dan jangan menjadi setan lain untuknya.”
Dari kisah di atas Umar begitu antusias dan cerdas dalam
mendidik. Ia seorang kaisar agung sang penakluk dua imperium besar, Romawi dan
Persia yang tidak memiliki ajudan seorang pun. Saat siang hari ia berpuasa demi
hajat rakyatnya, saat malam hari ia tidak menyia-nyiakan kesempatan kepada
Alloh Ta’ala. Rakyat kerap melihatnya memanggung sekarung tepung dan gandum,
sekantong minyak dan kurma untuk ia bagi-bagikan ke rumah janda-janda dan anak
anak yatim, ia sendiri yang mengantarnya.
Penggalan kisah ini dikutip dari buku karya Dr. Mustafa Murad - Kisah Hidup Umar Ibn Khattab
Sumber gambar: pinterest
Tidak ada komentar:
Posting Komentar