Minggu, 30 Agustus 2015

Dua Karung Kerupuk

Sebuah misteri


Pagi ini, waktu menunjukkan pukul 03.30 WIB, aku terbangun dari tidur. Tak ada mimpi semalam, tidur begitu lelap. Semilir angin berhembus di tengah dinginnya malam, ternyata bis yang saya tumpangi sudah sampai tasik. Bergegaslah turun dari bis untuk melanjutkan perjalanan ke Ciamis, berdiri di antara orang-orang yang juga sama sepertiku menunggu bis ¾ untuk melanjutkan perjalanan. Setelah menunggu beberapa menit, datanglah bis jurusan Cilacap. Bis yang aku tumpangi sudah ada beberapa orang yang naik, waktu pun menunjukkan jam 03.40 WIB, di tengah perjalanan, tepatnya di daerah Cikoneng, Ciamis. Seorang bapak-bapak naik dengan membawa dua karung besar yang berisi kerupuk. Dalam pikiran, dua karung kerupuk tadi tidak lain ada adalah untuk dijual. Waktu itu otak itu berfikir keras, di jual kemanakah kerupuk tadi? Mungkin di daerah banjar. Tapi sejauh itukah? Sampai aku turun pun, bapak itu belum turun juga, sudah dua kali aku menyaksikannya dalam waktu yang berbeda, Dalam hati ini bergeming, tak sempat aku tanyakan kepada bapak-bapak tadi. Posisi tempat duduk yang lumayan jauh dan aku sudah hampir sampai tujuan. Aku pun turun di pamalayan dan sudah ada kakak yang menjemput. Tepat pukul 04.15 WIB akhirnya sampai di rumah. Melanjutkan prasangka tadi, kurasa bapak tadi membawa kerupuk untuk dijual sepagi itu? Mungkin dari jam 03.00-an dia sudah menunggu bis utk mengantarkan kerupuk tadi. Di luar sana banyak yang masih tidur, dan belum memulai aktivitasnya, bapak-bapak tadi sudah siap memulai aktivitasnya mencari nafkah, kalau bukan untuk keluarganya, Siapa lagi?  Jam betapapun tak lagi ia pedulikan untuk mencari nafkah, nafkah yang ia cari sebagai bentuk ibadah dan bentuk tanggung jawab sebagai kepala keluarga.

Kawan, sudahkah hari ini kita bersyukur? Bersyukur dengan nikmat yang Allah berikan, nikmat sehat, menghirup udara segar, terkadang kita mengeluh dengan keadaan kita saat ini padahal di luar sana ada orang yang lebih berat aktivitasnya namun mereka tidak mengeluh, satu sisi cobalah renungkan, pada orang terdekat kita, misalnya ayah dan ibu, bagaimana aktivitas sehari-harinya, di saat orang lain tidur, ia sudah disibukkan dengan mencari nafkah demi keluarganya, di saat orang lain beristirahat, ia masih beraktivitas hingga tak terasa kantuk mulai menyerang, kurang tidur setiap hari begitu seterusnya.

Mudah-mudahan ada hikmah di setiap perjalanan yang kita lalui, ada pelajaran yang kita ambil supaya terus berubah ke arah yang lebih baik.


Senin, 17 Agustus 2015

Terbelenggu masa lalu




Begitu banyak hal yang diperoleh masa lalu, namun apakah itu berarti? banyak yang bilang kalau masa lalu itu bagian dari sejarah, istilahnya track record. Ada juga yang menyatakan sebagai saksi hidup bagi dirinya sendiri. masa lalu akan terkenang ketika apa yang dilalui adalah jalan yang indah. namun akan menjadi pahit jika masa-masa kelamlah yang selalu ada di benak. sebuah hadits diambil dari kitab Bulugh al maram:
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( انْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ, وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ, فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اَللَّهِ عَلَيْكُمْ )  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Lihatlah orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu karena hal itu lebih patut agar engkau sekalian tidak menganggap rendah nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu." Muttafaq Alaihi. 
setidaknya ada dua pelajaran yang bisa di ambil hikmah dari hadits di atas. pertama: masa lalu hanyalah masa lalu, tataplah masa depan. Masa lalu akan menjadi pelajaran berharga untuk orang-orang yang berfikir. kedua, menyukuri nikmat yang telah diberikan Allah. keadaan saat ini, inilah yang tuhan takdirkan. berfikirlah dengan keadaan orang lain yang belum memiliki nasib lebih baik, namun mereka tetap berusaha dengan segala keterbatasan yang ada. Jika masa lalu menjadi penghalang semangat, justru hal itu hanya akan mengunci diri untuk berbuat lebih baik.
Jiwa yang tenang, optimis, punya spirit luar biasa ketika kita sudah memilikin sandaran yang pasti yakni Allah SWT. seberapa kelamnya masa lalu takkan menjadi hambatan berarti.
semua orang punya lika liku hidup masing-masing.
masa lalu tetaplah penting, tapi action saat ini jauh lebih penting.
untuk masa depan lebih baik. 
semangaaaaat!   

Metamorphosa Kehidupan

Pantai Batu Karas, 18 Juli 2015

Apa kabar hari ini..? mudah-mudahan baik-baik saja, ia.. pernahkah terlintas dalam benak jika beberapa tahun yang lalu, nanti kalau sudah besar akan jadi apa? Ada yang ingin jadi pilot, masinis, arsitek, polisi, guru. Namun apa yang terjadi hari ini? Hal yang saya alami adalah cita-cita itu berubah seiring berjalannya waktu. Saat SMA, cita-cita yang dulunya jadi pilot berubah jadi engineer contohnya. Lalu kenapa cita-cita itu berubah? Proseslah yang merubahnya, tantangan yang dihadapi. Boleh jadi keadaan itulah yang merubahnya. Selanjutnya adalah saat keluar dari SMA mau melanjutkan studi ke mana? Tentu itulah yang menentukan cita-cita tercapai atau tidak.

Pernah kita sadari bahwa masa lalu itu selalu mencerminkan apa yang akan dipetik selanjutnya? Saya sendiri pernah menilik seseorang, memiliki kemampuan yang luar bisa, dan pada akhirnya sukses saat dewasa, ada yang tadinya badung alias bandel seiring berjalannya waktu dia juga punya kemampuan yang lumayan. Hingga ada akhirnya nyatanya adalah apa yang kamu sukai itulah yang menjadikan kamu bisa mengapa cita-citamu. Punya kemampuan alias skill pun harus belajar dengan sungguh-sungguh, tanpanya Kamu hanya akan meratapi kegagalan.

Perjuangan itu perih, saya terutama akan selalu mengingat apa yang dilakukan kedua orang tua, sampai akhirnya saya bisa seperti sekarang, lulus S1..  selama 23 tahun membiayai saya, takkan pernah terbayar dan betapa luar biasa perjuangannya. Ada salah satu pelajaran yang saya ambil dari orang tua saya, “kerjakanlah sebisa mungkin dan terbaik”, memperjuangkan anak hingga kuliah dengan keringat dan air mata itu hal yang tidak akan pernah saya lupakan. Bagaimana tidak, saya selalu menangis ketika menceritakan perjuangan orang tua, pernah suatu ketika di kelas saat SMA, menceritakan bagaimana kerasnya hidup untuk menghidupi dan menyekolahkan anaknya.
Untuk berbakti kepada orang tua tentunya, hanya bisa dilakukan dengan menuruti apa permintaannya. Sewaktu masih bersekolah, sewaktu masih hidup bersama orang tua. Bahkan di perantauan pun saya sudah menjadwalkan untuk pulang ke kampung halaman.

Selama 19 tahun saat itu lulus SMA, tinggal bersama orang tua dan saya Alhamdulillah dididik dengan begitu penuh kasih sayang. Pendidikan orang tua hingga kini terasa sampai sekarang, pesan “jangan pernah meninggalkan sholat”. Itu merupakan sebuah alarm bagi orang tua saya, bagaimana pun juga saat usia 19 tahun, kehidupan baru dimulai di bangku perkuliahan di Bandung (padahal di Jatinangor). Jauh dari orang tua, hidup mandiri dan tak ada yang mengingatkan lagi.. ya kini aku mulai sadar bahwa di dunia luar hanya kamu yang bisa mengingatkan dirimu sendiri, tidak ada lagi, saat itu orang tua sudah percaya bahwa aku bisa mengurus diri sendiri. Pulang sebulan sekali tinggal 2 hari 3 malam kalau libur, paling panjang libur satu bulan saat libur semester.

Saat masih sekolah malah, merasakan apa yang orang tua rasakan adalah pelajaran yang paling berharga, bagaimana bekerja di sawah, berdagang, belanja ke sana kemari, dan terik matahari yang menyengat melalui pembuluh darah. Begitu berharganya uang, sampai-sampai orang tua selalu mendahulukan kepentingan anaknya daripada dirinya sendiri. Dengan begitu saya pun menghargai segala pemberian orang tua, betapapun dan tidak menghambur-hamburkannya.

Kawan, masa lalu memang seperti kita becermin di atas air yang bening di sebuah kolam, mungkin aliran gelombang membuat bayangan tak terlihat jelas, namun ada saatnya kita sadar bahwa inilah asalmu yang sebenarnya, jangan pernah lupakan dari mana kamu berasal. Karena cerminan itu tetaplah ada sampai kapan pun.


Melepas Lelah


Lelah.. bagaimanakah kabar harimu? Apakah menyenangkan? Beraktivitas pastilah kita merasa lelah. Lelah karena energi yang dikeluarkan seharian, terkadang otak sudah mulai tak bisa berfikir lagi. Kalau mengobrol sudah tidak karuan. Hari sudah malam dan lelah terus menghadang, merebahkan tubuh di kasur. Tidur menjadi satu-satunya jalan.. karena sehabis lelah terjadilah kantuk, kalau sudah mengantuk.. tak terasa malah ketiduran.


Kejadian di atas sudah sering.. alamiah.. ketika tubuh sudah merakan kelelahan maka otot-otot pun menunjukan ekspresi kelelahan, namun apakah kamu pernah memaksakan beraktivitas walaupun sudah lelah, efeknya malah keram otot. Saya sering kali malah akan lebih memilih tidur daripada dikerjakan tak maksimal. Tubuh juga punya hak untuk beristirahat.  Jika lelah sudah melanda, lebih baik beristirahat. Kadang saya merasa heran.. rela memaksakan namun efeknya malah jadi sakit nantinya. Sebelum memperhatikan orang lain haruslah memperhatikan diri sendiri. Bagaimanapun kondisinya, aktivitas pun harus di-manage supaya tubuh selalu sehat.
biasakan untuk tidak berlebihan dalam beraktivitas.. seimbangi dengan istirahat.
melakukan aktivitas berat tanpa diringi istirarahat yang cukup malah akan membuat tubuh jadi sakit bukannya sehat.
sejenak mungkin jika dipaksakan tak terasa efeknya, namun lama kelamaan malah menjadi lebih buruk atau tidak terduga sama sekali.
keep your health.. 
jika lelah maka istirahatlah, 
jika mengantuk maka tidurlah,