![]() |
http://theberry.com/2014/04/29/let-me-show-you-the-shape-of-my-heart-20-photos/ |
Ketika menyusuri jalan, kemanakah aku melangkah? Yang tahu
hanya beberapa orang saja. Di tengah orang berlalu lalang, yang sedang mencari
peruntungan sana sini. Masih ada rahasia lainnya yang belum aku temui. Apakah
itu? Orang sering menyebutnya “jodoh”. Ya itulah rahasia lainnya, yang belum
aku temui. Pada saat janin berumur 120 hari, Alloh SWT mengutus malaikat untuk
meniupkan ruh dan menulis rezeki, ajal, dan apakah dia celaka atau bahagia. Begitulah
yang sering disebut-sebut sudah tertulis di “lauhil Mahfudz”itu. Secara harfiah
berarti “kitab yang terpelihara” Al-Waqiah: 78, dalam redaksi lain di Al-QurĂ¡n
yakni “kitab yang nyata” An-Naml: 75. Kitab dimana Alloh SWT menuliskan segala skenario
segala seluruh skenario catatan kejadian di alam semesta.
Lalu bagaimana dengan sikap kita jika segalanya sudah
diatur, apakah kita diam saja?. Tentu tidak setuju kan. Di dunia ini yang hanya
seolah menyeberangi jalan saja dibandingkan kehidupan selanjutnya, kita
hanyalah sebagai pemeran, tidak lebih. Namun bukan berarti diam saja ya,
konteks ini hanya berlaku ketika kita sudah berikhtiar untuk mencapai keinginan
kita, pada akhirnya kita mesti sadar bahwa semuanya sudah menjadi Qada Alloh
SWT.
“Jodoh”, kata yang begitu sensitif akhir-akhir ini, kenapa
coba? Sudah banyak undangan tersebar, terus aku kamu menjadi kita kapan? just intermezzo hehehe.. coba deh
bayangkan kalo kita sudah tahu siapa jodoh kita gimana yah..? seolah-olah kita
tidak berperan dalam hidup ini. Serasa sudah tak ada tantangan lagi kalau
seandainya sudah tahu, seandainya kita bertanding bola contohnya, kita sudah
tahu hasilnya, karena “pengaturan skor” bagi ia yang sudah tahu, sudah tak ada
gunanya lagi pertandingan itu. Seperti itulah kira-kira.
Jadi masih risau masalah jodoh? Masih centil karena risau
masalah jodoh, kurang-kurangi ya. Kita mesti yakin dengan Firman-Nya Surat
An-nur: 26 bahwa “wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan
laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)”. Sudah semestinya
memantaskan diri terlebih lagi untuk mempersiapkan diri. Hal tersebut juga
sifatnya alamiah, karena Alloh SWT lah yang membolak balikkan hati manusia, Dialah
yang memberikan cinta sebagai anugerah di antara laki-laki dan perempuan. Di sini
pula, keduanya diberi kewajiban ikhtiar, dan berhak memilih siapa yang terbaik yang
akan menjadi pasangan hidupnya masing-masing.
Anugrah cinta yang diberikan Alloh SWT untuk membangun “baiti
jannati (Rumahku Surgaku) ” Hasil yang baik itu berproses dari awal yang baik, perkenalan
yang baik, pertemuan yang baik dan dengan cara yang baik pula. Tentu kita semua
berharap apa yang terjadi selalu sesuai dengan harapan, jika tidak sesuai maka
ingatlah bahwa Alloh SWT lebih tahu apa yang terbaik bagi hamba-Nya. Tentu tak
lupa yang satu ini “Apabila engkau mendamba seorang yang berbudi tanpa cela,
mungkinkah gaharu menebarkan wanginya tanpa asap?” (Majma Al-Hikam wal Amtsal fi
ASy-Syi’r Al-‘Arabi). Kiranya sudah paham maksud syair di atas.
“Jika ditarik dari garis waktu, kita hanya menyeberangi
jalan bukan menyusuri jalan. Semoga kita dipertemukan di jalan yang baik dan
cara yang baik pula”;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar