Alun-Alun Bandung, menyajikan tempat hiburan |
Hidup tak selalu berjalan sesuai keinginan, tak selamanya linier. Hidup selalu dinamis mengikuti perubahan waktu. Sesudah mengenyam dunia perkuliahan strata 1 saya pun mengalaminya, seperti halnya pemikiran waktu SMA dulu, selalu terbayang dunia kuliah seperti apa. Perbedaan pun terasa, mulai dari pola belajar, pola berfikir hingga pola hidup pun berbeda. Iya kan? Tentunya sesudah massa perkuliahan itu selesai dan memasuki dunia kerja dalam beberapa bulan, sudah ada beberapa perbedaan yang dirasakan selama ini. Apa saja?
1. Memilih tempat kerja,
Dalam memilih tempat kerja bisa menjadi alasan, entah kenapa ini merupakan satu hal yang terpenting, karena apa? Karena menentukan segalanya, menentukan poin-poin selanjutnya. Hmm.. dulu pun saya sangat berharap untuk mendapatkan pekerjaan di Bandung. Kenapa Bandung? Karena kuliah di Jatinangor selalu akrab dengan Bandung dan ada saudara juga. Satu hal lain, banyak teman kuliah di Bandung juga, sejuk pula.
Seiring berjalannya waktu, sebab desakan waktu dan berbagai hal tempat dimana pun akan diterima. Hal tersebut terjadi karena tidak setiap kesempatan selalu hadir sesuai yang saya inginkan saat itu. Intinya, untuk beberapa saat pengalaman dulu lah, dari pada menolak rezeki yang diberikan Allah SWT, sebab boleh jadi kesempatan pertama akan menentukan peluang selanjutnya. Kesempatan terkadang lebih sering datang dari zona tidak nyaman.
Satu tekad yang saya pegang yaitu, bekerja di tempat orang itu untuk belajar bagaimana membangun kehidupan di daerah tempat saya lahir, jangan sampai melupakan kampung halaman. Karena tidak akan selamanya juga berada di negeri orang.
2. Lingkungan kerja,
Tentu saja, lingkungan kerja sangatlah berbeda dengan dunia kampus. Di sini saya sama sekali harus terus berhati-hati. Bukan lagi main-main, masalah tekanan juga sangatlah berbeda, boleh jadi ketika di kampus, tekanan datang dari IP, organisasi dan satu lagi.. skripsi. Alhamdulillah, ketika masih ngampus tak ada yang disesali, karena di dunia kampus saya bisa belajar banyak hal. Lain halnya dunia kerja, lingkungan yang lebih banyak serius, kamu harus sadar rekan kerja punya dunianya masing-masing, berbeda dengan dunia kampus saat ngekos, banyak teman dari berbagai jurusan dan angkatan mampu berbaur dan berbagi dunianya. Banyak hal yang dilakukan sama-sama seperti dalam kegiatan tertentu. Sampai saat ini pun,saya masih silaturrahim dengan sahabat-sahabat, teman sekampus, teman sekosan dulu sampai teman sedaerah sekalipun. Ya nikmatilah dan syukuri saja, lakukanlah selagi sempat.
3. Adaptasi lingkungan dan pergaulannya
Mengenai adaptasi lingkungan, tampaknya jauh berbeda dengan ngekos saat ngampus dulu. Kebanyakan orang bekerja tak mementingkan pergaulan tempat kosnya, hidup hanya mementingkan diri sendiri, hati-hati boleh jadi menjadi salah satu alasannya, saat ini saja saya hanya tahu beberapa orang saja namun tidak terlalu akrab. Bahkan ada yang saya tak kenal sama sekali, Tempat kos hanya untuk tidur saja, berangkat pagi pulang malam. Ya wajar saja..
Hari Sabtu ahad bagaimana? Tak usah ditanya, super sepi. Ya nasib lah, lebih baik refreshing saja di tempat teman atau pun sodara dari pada harus berada di kosan sendirian. Jauh banget ketika masih kuliah, selalu akrab dengan teman lain satu kosan. Saya sendiri menyadari bahwa lebih mudah menemukan teman akrab di dunia kampus dari pada dunia kerja. Namun demikian, terkadang situasi ini membuat saya berpikir inilah siklus, saya beruntung masih bisa berjumpa dengan sohib-sohib di dunia kampus.
Pemandangan Bandung terlihat dari Caringin Tilu. |
4. Kuliner dan tempat refreshing
Kuliner, ya.. itu dia. Terkadang memang membosankan dengan masakan itu itu saja. Di tempat sekarang, menu yang masih bisa dihitung dan rasa yang biasa-biasa saja sungguh menyebalkan, terkadang jajanan dan tempat makan yang kurang sehat malah mendatangkan penyakit. Di tempat ngekos dulu, dekat tempat kuliah yang notabene kawasan pendidikan, tentu saja banyak tempat yang berjamuran. Menu yang banyak pilihan dan enak pula. Andaikan tempatnya di Bandung, eh kok Bandung lagi..? maaf ternyata saya masih cinta dunia kampus, Bandung dan hingga saat ini belum bisa move on hehehe.
Demikian sekilas mengenai perbedaan antara dua dunia, semoga kamu nggak mengalaminya.. Hehehe mungkin dunia ini sudah terlalu berbeda, jadi perlu penyeimbang. Mudah-mudahan ke depannya dapat lingkungan yang lebih baik. amin.. Dunia tak lagi sama, waktu pun terus berlalu. Hati ini terus ingin bersama meskipun sudah terlalu jauh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar