![]() |
Sebelum Pendakian (18 April 2014) |
Sampai di puncak Ciremai 3078 mdpl, (19 April 2014) |
Pendakian Ciremai, 18-20 April 2014
Sudah lama ngga ngeblog lagi, akhirnya ada yang bisa diceritakan. Diawali dengan ajakan teman sepesantren dulu untuk pendakian Ciremai H-8, setelah berbagai pertimbangan budget, cuaca maklum sebelumnya banjir melanda Jatinangor sampai akhirnya memutuskan untuk ikut serta dalam pendakian.
Tim pendakian Ciremai sendiri terdiri dari 3 kloter (kaya haji aja) pasalnya beda-beda asalnya, yang pertama kloter yang ngajak (Cipong, Jupri, dan Zahid) berangkat dari Jakarta, kloter kedua (saya sendiri dan sohib dari SMA sampai kuliah, ewing) berangkat dari Jatinangor, dan kloter terakhir (dewi, alfi dan liani) berangkat dari Majalengka. udah ya kenalannya. Alhamdulillah dapet tiga teman baru, zahid, alfi dan liani.
H-1, tepatnya hari Kamis, 17 April memulai perjalanan tepatnya jam 13.30 WIB sampai dapet bus di Terminal Cicaheum, berangkat jam 15.40 WIB, perjalanan yang lama seharusnya 5 jam waktu normal, ya karena besok libur panjang alhasil macet hingga sampai terminal Kuningan jam 01.30 WIB, dan untungnya masih ada warung kopi untuk makan dan beristirahat sejenak. Menunggu teman-teman dari Jakarta yang kena macet juga katanya 14 jam baru sampai jam 04.30 WIB. Setelah solat shubuh kami berlima menuju pos Cigugur, Kuningan untuk berkumpul dengan teman lainya. Sampai akhirnya jumlah peserta pendakian lengkap 8 orang, berkenalan dengan teman baru dan persiapan peralatan yang dibawa.
Hari H, 18 April 8.00 AM kami memulai dengan doa agar diberikan perlindungan dan keselamatan sampai pulang. Pendakian dimulai, sekilas mengenai jalur Palutungan, Desa Cisantana Kec cigugur Kuningan yang tergolong jalur landai, lebih jauh dari Jalur Apuy, Desa Argamukti Kec Argapura, Majalengka maupun Jalur Linggajati yang akan bertemu dengan Jalur Linggasana, Kec Cilimus, Kuningan, untuk pemula medan trek tidak terlalu ekstrim. walaupun waktu tempuh menjadi lebih lama namun bagi pemula bisa menjadi pilihan.
Pos I Cigowong 1.450 mdpl, perjalanan menuju pos ini dari loket pendaftaran (resort Cigugur) merupakan jarak terpanjang menuju pos 1 diantara pos lainnya sehingga menempuh waktu sekitar 4 jam, perjalanan menuju blok Cigowong, kita menemukan 2 aliran mata air, yang pertama aliran sungai yang kecil dan yang kedua berada tepat di blok Cigowong air yang dingin dan bisa langsung diminum dan untuk perkebalan air karena sampai di puncak tidak akan ditemui sumber air lagi. Di pos ini kami beristirahat untuk makan siang dan shalat dhuhur, pas jumatan sih sebenernya. Karena libur panjang jadi disana juga kami bertemu kelompok lain yang sama-sama melanjutkan pendakian.
Pos II Kuta 1.575 mdpl, kami kemudian melanjutkan ke pos ini untuk beristirahat sambil menunggu teman yang lain. treknya sudah naik level dari pos sebelumnya. perjalanan menuju pos ini kami menemukan suara monyet penghuninya, namun kami tak beruntung ga lihat monyetnya, ketakutan sama kamu kali ya (bercanda). Sesampainya di Blok Pangguyangan Badak 1.800 mdpl, sebagai catatan pos ini kami merasakan hawa dingin mulai merasuk.
Pos III Arban 2.050 mdpl, perjalanan menuju pos arban meninggalkan cerita khususnya bagi saya dan ewing, seharusnya saya tidak meninggalkan rombongan terlalu jauh. Sebagai pendaki pemula, saya tidak mengetahui pos bayangan (seharusnya menunggu di blok amper) yang berada sebelum pos arban dan kejadian ini tak terulang, selalu berjalan dengan kelompok agar tak terlalu jauh. Karena kejadian ini pas hujan lumayan awet (ngepris sundana mah) jam 4 sore hingga pakaian lumayan basah. Jam 5 Sore kami melanjutkan perjalanan dengan mengatur waktu istirahat karena langit mulai gelap dan kami harus mencari tempat camp karena pos ini sudah ada yang ngetag tempat camp.
Pos IV Tanjakan Asoy 2.200 mdpl, sesuai namanya perjalanan menuju pos ini melalui tanjakan curam, serta medan berat misalnya melalui jalur aliran air saat hujan sehingga harus hati-hati berpijak, sekitar satu jam perjalanan dari pos sebelumnya. Perjalananan akhirnya dilanjutkan karena lagi-lagi tempat camp sudah penuh oleh kelompok pendaki lain. Tepat jam 18.00 WIB kami melanjutkan perjalanan walaupun kondisi hujan, hari sudah gelap namun semangat kami mampu mengalahkan ketakutan kami. Penerangan (senter) yang cukup serta persiapan jas hujan tentunya sudah pasti harus siap karena kontur tanah yang licin dan gelap tentunya kami terus berhati-hati apalagi dalam kondisi gelap, alhamdulillah kami tidak menemui kabut dan mendapatkan tempat camp yang kosong untuk membangun tenda sekitar jam 19.30 WIB. Kami membagi tugas yang laki-laki memasang tenda dan perempuan memasak air agar bisa menjaga suhu tubuh dari hipotermia. Sesudah tenda selesai dipasang dan lagi apesnya kompor yg dibawa mendadak mati dan akhirnya kami makan seadanya.
Pos V Pesanggrahan 2.450 mdpl, pagi hari jam 4 shubuh kami melanjutkan perjalana setelah bangun dengan minuman kopi dan sereal hangat (kompornya nyala lagi ceritanya) menuju pesanggrahan. Walau langit masih gelap, namun tekad kami menuju puncak dengan suhu sekitar 5 derajat celcius. terlihat jelas bekas kelompok lain karena tanaman sekitar menuju puncak tidak terlalu basah mengenai celana.
Pos VI Sanghyang Ropoh 2.650 mdpl, perjalanan menuju pos ini mulai terlihat puncak, jauh sih sebenarnya. Tren terjal dengan bebatuan cadas sehingga kami harus berhati-hati. Kami akhirnya beristirahat sejenak di pertemuan jalur Apuy Palutungan sembari menunggu kelompok lain dikarenakan trek yang curam dengan bebatuan sekitar jam 6.30 pagi.
Pos VII Goa Walet 2.950 mdpl, perjalanan menuju pos ini begitu mendebarkan pasalnya trek bebatuan dan curam. Di pos ini puncak terlihat lebih dekat karena perjalanan tinggal 0,3 km lagi menuju puncak. Alhamdulillah cuaca bersahabat, tidak ada kabut.
Puncak Ciremai, 3078 mdpl. 19 April 2014 tepatnya jam 7.45 pagi akhirnya perjuangan 24 jam disudahi dengan suguhan pemandangan luar biasa walaupun kami tidak kebagian sunrise (ya kan kami telat bangun, harusnya dari jam setengah dua pagi). Kami merasa takjub dengan kawah yang terbentuk akibat letusan terakhir Tahun 1937.
Pendakian yang luar biasa menguras energi namun akhirnya terbayarkan dengan keindahan alam dari Gunung Tertinggi di Jawa Barat. Bumi Allah SWT begitu luas dan kita patut mensyukuri dengan menjaganya. Setelah puas di ketinggian 3078 mdpl. Kami berdelapan akhirnya turun menuju tempat kemah untuk ishoma. Malam minggu diisi dengan membuat api unggun sekadar menghangatkan badan untuk bersiap keesokan harinya turun gunung.
Ahad 20 April sekitar jam 10.00 pagi kami sudah berkemas dan siap berangkat sesudah makan (maklum gara-gara surplus dua kali tidak makan berat). Kemah selama dua malam sudah cukup untuk memulihkan fisik, pastinya kami merasa hp sudah kaya es batu, maklum dingin coy. Penjalanan melewati pos menurun lebih pegal karena menahan beban, kami pun beristirahat, ishoma di Pos I Cigowong, dan akhirnya sampai dengan selamat kembali di resort Cigugur. Sampai jam 16.30 sore untuk istirahat dan berkemas siap-siap menuju tempat asal. Jam 7 malam kami melanjutkan perjalanan sampai berpisah terlebih dahulu di Taman Kota Kuningan dengan kloter Jakarta (Cipong, Jupri dan Zahid), saya dan erwin memutuskan singgah ke Ciamis (rumah) dan melanjutkan perjalanan esok hari menuju Jatinangor karena khawatir macet libur panjang di jalur majalengka. Tinggal berenam dan kloter Majalengka (Dewi, Alfi dan Liani) turunlah di Cikijing utk menunggu bus menuju Bantarujeg, Majalengka.
Akhirnya perjalanan selesai, sampai jumpa kawan. lima orang reunian dan dapat tiga teman baru. Menjaga tali silaturrahim dan selalu penasaran (ingin tau) dengan Ciremai akhirnya terbayar sudah, jika merasa tau banyak hal padahal setelah dapat hal baru ternyata pengetahuan kita belumlah seberapa. Saat melihat puncak keliatannya dekat padahal masih jauh. Kesabaran dan ketekunan mencapai puncak menjadi kunci menggapai tujuan. Dari ketinggian kita melihat luasnya Bumi Allah SWT sang pencipta dan kita ini begitu kecil di dunia ini, tidak ada apa-apanya dibandingkan ciptaan-Nya. Akan ada masa dimana kita tidak berdaya dan terus memohon lindungan pada-Nya. Ini akan jadi momen yang luar biasa khususnya bagi saya karena ini merupakan pendakian ketiga setelah Gunung Galunggung, Gunung Geulis, Jatinangor.
Sampai Jumpa Ciremai!!!
"Selama masih hidup tantangan menggapai tujuan tidak akan pernah berakhir"
Ciremai #3078mdpl #Curious
Tidak ada komentar:
Posting Komentar