Sabtu, 20 Desember 2014

Guru Hebat Onizuka





Si Guru Hebat Onizuka, Itulah panggilan untuk guru yang ada pada Dorama Jepang yang satu ini, sebuah tulisan sebuah review serial GTO, Drama seri yang layak ditonton mengenai makna apa itu teman, poinnya adalah bagaimana hadirnya seseorang mampu mengubah situasi, alias kehadiran yang tadinya dibenci kemudian malah kepergiannya ditangisi. Filosofi Jerman, ya itulah yang dijunjung oleh Si Guru Hebat Onizuka untuk menyesaikan permasalahan yang ada, Apa itu filosofi jerman? saya tidak tahu persis maknanya, tapi yang pasti nilai semangat, enerjik dan pantang menyerah yang ia perlihatkan. termasuk tantangan menangani kelas 2-4. Wali kelas yang menangani kelas tersebut, takkan lama sanggup menangani kelas 2-4 dalam waktu yang lama. Sejak Onizuka ditawari dan bersedia menjadi guru di Meishu School oleh Direktur Sakurai, 

Pertama kali mengajar pun, Guru Onizuka menawarkan sesuatu yang berbeda, dia menganggap murid sebagai teman, harus akrab dan interaksi dua arah antara guru dan murid berbeda dengan guru-guru yang lain. Pada awalnya, Miyabi yang awal ingin menyingkirkan wali kelas yang satu ini, begitu juga sebelumnya. Kebenciaannya pada guru, membuat hatinya tertutup. Berusaha dengan segala cara untuk menyingkirkan Guru Onizuka, mulai dari menjebaknya sampai memprovokasi masalah yang ada pada murid. Ada suatu hal yang membuat salut, teman miyabi, satu per satu membela Guru Onizuka, Sudah tentu guru muda Fuyutsuki menjadi barisan terdepan, iya begitu kagum dengan Guru Onizuka yang begitu semangat dan enerjik menyelesaikan permasalahan yang ada di Kelas 2-4. Guru Onizuka tidak pernah mempunyai dendam terhadap muridnya, Apa yang ia ajarkan melalui kata-kata dan perilaku kepada muridnya menjadikan murid Kelas 2-4 memaknai apa arti teman, persahabatan dan kebahagiaan. Makna dari teman, 

Berbagai konflik yang muncul di Meishu School, bahkan guru-guru yang lain ingin menyingkirkannya, terkecuali Direktur Sakurai dan Guru Fuyutsuki tentunya. cara yang tak biasa ia perlihatkan kepada mereka pada akhirnya murid seperti Miyabi, IQ 200 Urumi, Murai, Guru Uchiyamada, Siapa lagi? aduh.. nonton saja ya.. biar tahu semua. Hehe. Pokoknya, menganggap murid sebagai teman, bukan menganggap sih, tapi lebih tepatnya memposisikan murid sebagai teman melalui "Filosofi Jerman"membuat dia berhasil membuat pertemanan di Kelas 2-4 kembali bersatu, ceria, membuat mereka percaya diri, percaya satu sama lain dan menemukan kebahagian, keceriaan yang telah lama hilang.

Oh ya.. jangan lupakan manajer kafe yang cool Danma Ryuji dan Saejima Toshiyuki, si genit (nyentrik style-nya). Kedua sahabat Onizuka yang senantiasa membantu dan mengingatkannya. Yang perlu disayangkan adalah... Cinta yang tak tersampaikan guru cantik Fuyutsuki yang "kagum"dengan Guru Onizuka,walapun penampilan seperti preman tapi punya prinsip yang luar biasa. Sempat disindir sama Direktur Sakurai dan IQ 200 Kanzaki urumi dan teman-temannya. Ya begitulah..  Ehh.. Intinya adalah..

"Makna Persahabatan itu senantiasa bersama-sama dalam keceriaan, kebahagian, juga selalu bersama dalam kesedihan dan memikul beban bersama-sama"

  

Senin, 10 November 2014

Langkahmu itu Masa Depanmu


Jumpa Kembali.. Teringat dengan pemandangan di atas, ingat pula kampung halaman. Di desa sebelah, suara kereta itu selalu terdengar sekitar jam 10.00 pagi. Lantas teringat membayangkan desa ini, sawah melintang begitu luas, udara sejuk di pagi hari dan kenangan begitu mendalam masih teringat di benak ini. Kawan, waktu kini telah berlalu, meninggalkan jejak yang harus ditinggalkan tetapi memori telah merekamnya. meninggalkan desa ini selama 4 tahun lamanya tidak lebih untuk mengejar masa depan.

Selama ini ada yang bilang "Rek naon kuliah, teu ngajamin ieuh" (buat apa kuliah, ga bakal menjamin). Teriris rasanya hati ini mendengar celotehan itu, berpikir positif saja toh ga kuliah juga lebih tidak menjamin. Ada banyak hal yang ditemui dengan terus belajar, dari tidak tahu menjadi tahu, Kini banyak hal dilalui dan menjadi bekal untuk melewati fase-fase kehidupan ini.

Yang terpenting adalah pembuktian untuk menjawab hal tersebut, manusia diciptakan untuk selalu tumbuh, seperti tumbuhan yang tidak selamanya menjadi biji. Ketika ditanam tentunya akan tumbuh menjadi pohon yang menjulang. Apa yang ditanam hasilnya sesuai yang ditanam. Jika kita menanam benih jagung hasilnya menjadi jagung, jika menanam padi hasilnya akan menjadi padi pula. Tentunya apa kita lakukan pada akhirnya menjadi hasilnya buah dari apa yang dilakukan juga. Ga akan beda..

Optimis, apa aktivitas rutin yang dilakukan saat ini, percayalah.. semuanya akan berpengaruh pada sikap, kepribadian serta kecakapan diri. Kata-kata, ucapan merupakan sebuah doĆ”,sebuah sugesti yang mendatangkan energi untuk mencapainya. Ada kiranya orang berkata mengenai ketidakmampuan, sungguh energi negatiflah yang ia dapatkan, kejadiannya justru benar-benar "tidak mampu". Beda dengan orang yang berkata "saya pasti bisa melakukannya", energi yang terkumpul memacu otak untuk mendorong agar hal tersebut bisa terjadi. Hal tersebut erat kaitannya, dalam sebuah hadits qudsi "Sesungguhnya Allah berfirman: "Aku sebagaimana prasangka hambaku kepada-Ku. Aku bersamanya jika ia berdoa.kepada-Ku. (HR. Turmudzi)

Bersyukurlah, apa yang kita peroleh hari ini merupakan anugrah yang sangat berharga. Rasa syukur tentunya perlu dibuktikan dengan perilaku juga, bukan hanya sekedar kata-kata. Bersyukurlah jika masih bisa kuliah, di luar sana, jutaan orang tidak bisa kuliah, contohnya. memaksimalkan harta yang dimiliki, begitu pula potensi yang dimiliki. Jangan disia-siakan, kawan. Dengan bersyukur, kita terhindar dari sifat iri. Ia tidak akan khawatir mengenai dirinya, masa depannya.

Tetaplah bersemangat kawan, hidup ini hanyalah permainan jadi haruslah jadi pemenang bukan pecundang. Hidup ini hanyalah sekali, jangan berpikir kesempatan akan datang lagi. Waktu
tidak pernah bisa kembali, Goreskanlah jejak di atas batu, walau sulit tapi membekas. Bukan di atas air, walau mudah tapi cepat hilang. Bersyukur, Optimis, Buktikanlah...

Sabtu, 01 November 2014

Aku Akan Menjemputmu, Bukan Menunggumu.



Selamat pagi kawan.. kali ini saya akan sedikit berbagi share mengenai bagaimana tantangan orang yang baru lulus kuliah atau dikenal dengan  fresh graduate. Ada dilema yang menghampiri sebagian besar lulusan baru, terlebih pengalaman minim. Boleh jadi pengalaman organisasi lumayan lah, namun tantangan diluar sana, persaingan diperebutkan oleh lulusan baru + jobseeker yang berpengalaman kerja (experienced). Untuk itu, sebagai lulusan baru yang minim pengalaman kerja. Yang bisa dimaksimalkan adalah softskill selama organisasi maupun kemampuan keahliannya.

Berikut ini ada beberapa hal yang diperhatikan:

1. Tentukan Target
Apa sih target setelah lulus, bagaimana visi kedepannya? apakah hanya sebagai professional atau menjadi pengusaha, Pilihannya ada pada dua itu, bisa pula dua-duanya. Dalam milih target ini tentunya ada tahapan yang mesti dilalui. Susun rencananya, bagaimana bisa menjadi profesional, namun kegiatan yang dilalui hanya melamar kerja dan tes saja. Sungguh monoton.. Yang diwajibkan dalam agama pun diajarkan untuk belajarlah sampai akhir hayat. Belajar dimana pun dan jangan sampai lupa pada target. Seiring berjalannya waktu tentunya aktivitas sehari-hari perlu  diisi dengan hal-hal yang bermanfaat, tentunya mendukung target.

2. Visi
Visi merupakan gambaran masa depan yang ini dicapai, dalam artian menentukan tujuan dan cita-cita. Tentunya kita harus menyusun bagaimana caranya visi kita tercapai. Berfikirlah dengan jernih,banyak hal yang bisa dilakukan sebagai lulusan baru, tak hanya mencari kerja. Mencari uang tidak hanya dari menjadi karyawan saja. Banyak hal lain yang bisa dikerjakan. Usaha kecil-kecilan, setidaknya untuk makan, Bisa juga diselingi hal-hal positif seperti belajar mempersiapkan target selanjutnya. Belajar hal-hal baru tentunya menyenangkan asal sesuai passion.

3. Bersabar
Kesabaran bukan semata-mata memiliki pengertian "pasrah", ketidak mampuan dan identik dengan ketertindasan. Bukan berdiam diri, dalam arti haruslah merubah sebuah kondisi, perbaikan agar lebih baik dan baik lagi. Jika menerima kondisi buruk, bentuk kesabaran sesungguhnya dengan menggerakkan jiwa dan hati agar mampu menghadapi kondisi tersebut menjadi lebih baik. Bagi lulusan baru, sudah berapa kalikah gagal tes? sudah berapa kali mencobanya? Semakin banyak gagal tentunya harus belajar dari kesalahan. Bagaimana caranya? belajarlah yang dirasa masih kurang. Setidaknya kegagalan memberikan pelajaran untuk selalu introspeksi, husnudzan lah. Pasti Allah siapkan ganti yang lebih baik asalkan kita mau berusaha untuk bangkit dari kegagalan dan selalu dekat dengan Sang Maha Pemberi Rizki.

Kerjakanlah apa yang kau senangi, seberat apapun bebannya. Jika menyenanginya maka akan terasa enjoy. Ujian untuk SMP ga akan dikasih ke anak SD kok, Allah SWT tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya (Al-Baqarah: 286). Bagaimana menghadapinya? "Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan mengerjakan shalat. dan sesungguhnya shalat itu amalah berat kecuali orang-orang yang khusyuk. Tiada daya dan upaya kecuali atas pertolongan Allah (Al-Baqarah: 45). 
Bagi jobseekers kerjaan katanya kayak nyari jodoh, 
kita sudah siap, tapi belum datang juga
jodohnya sudah siap, eh kitanya yang belum.
datang kadang mendadak, tanpa persiapan.
hmm.. positif thinking saja lah

Yuk... Teruslah bersemangat kawan. Lakukanlah hal positif, semuanya kembali kepada kita juga. Kita boleh kehilangan harta namun tidak boleh kehilangan harapan. Jawaban-Nya pasti ada, teruslah berikhtiar dan tawakkal. Don't Give Up!!!

Senin, 28 April 2014

Luar Biasa: Ciremai 3078 mdpl

Sebelum Pendakian (18 April 2014) 

Sampai di puncak Ciremai 3078 mdpl, (19 April 2014) 

Pendakian Ciremai, 18-20 April 2014

Sudah lama ngga ngeblog lagi, akhirnya ada yang bisa diceritakan. Diawali dengan ajakan teman sepesantren dulu untuk pendakian Ciremai H-8, setelah berbagai pertimbangan budget, cuaca maklum sebelumnya banjir melanda Jatinangor sampai akhirnya memutuskan untuk ikut serta dalam pendakian. 

Tim pendakian Ciremai sendiri terdiri dari 3 kloter (kaya haji aja) pasalnya beda-beda asalnya, yang pertama kloter yang ngajak (Cipong, Jupri, dan Zahid) berangkat dari Jakarta, kloter kedua (saya sendiri dan sohib dari SMA sampai kuliah, ewing) berangkat dari Jatinangor, dan kloter terakhir (dewi, alfi dan liani) berangkat dari Majalengka. udah ya kenalannya. Alhamdulillah dapet tiga teman baru, zahid, alfi dan liani.

H-1, tepatnya hari Kamis, 17 April memulai perjalanan tepatnya jam 13.30 WIB sampai dapet bus di Terminal Cicaheum, berangkat jam 15.40 WIB, perjalanan yang lama seharusnya 5 jam waktu normal, ya karena besok libur panjang alhasil macet hingga sampai terminal Kuningan jam 01.30 WIB, dan untungnya masih ada warung kopi untuk makan dan beristirahat sejenak. Menunggu teman-teman dari Jakarta yang kena macet juga katanya 14 jam baru sampai jam 04.30 WIB. Setelah solat shubuh kami berlima menuju pos Cigugur, Kuningan untuk berkumpul dengan teman lainya. Sampai akhirnya jumlah peserta pendakian lengkap 8 orang, berkenalan dengan teman baru dan persiapan peralatan yang dibawa.

Hari H, 18 April 8.00 AM kami memulai dengan doa agar diberikan perlindungan dan keselamatan sampai pulang. Pendakian dimulai, sekilas mengenai jalur Palutungan, Desa Cisantana Kec cigugur Kuningan yang tergolong jalur landai, lebih jauh dari Jalur Apuy, Desa Argamukti Kec Argapura, Majalengka maupun Jalur Linggajati yang akan bertemu dengan Jalur Linggasana, Kec Cilimus, Kuningan,  untuk pemula medan trek tidak terlalu ekstrim. walaupun waktu tempuh menjadi lebih lama namun bagi pemula bisa menjadi pilihan.

Pos I Cigowong 1.450 mdpl, perjalanan menuju pos ini dari loket pendaftaran (resort Cigugur) merupakan jarak terpanjang menuju pos 1 diantara pos lainnya sehingga menempuh waktu sekitar 4 jam, perjalanan menuju blok Cigowong, kita menemukan 2 aliran mata air, yang pertama aliran sungai yang kecil dan yang kedua berada tepat di blok Cigowong air yang dingin dan bisa langsung diminum dan untuk perkebalan air karena sampai di puncak tidak akan ditemui sumber air lagi. Di pos ini kami beristirahat untuk makan siang dan shalat dhuhur,  pas jumatan sih sebenernya. Karena libur panjang jadi disana juga kami bertemu kelompok lain yang sama-sama melanjutkan pendakian.

Pos II Kuta 1.575 mdpl, kami kemudian melanjutkan ke pos ini untuk beristirahat sambil menunggu teman yang lain. treknya sudah naik level dari pos sebelumnya. perjalanan menuju pos ini kami menemukan suara monyet penghuninya, namun kami tak beruntung ga lihat monyetnya, ketakutan sama kamu kali ya (bercanda). Sesampainya di Blok Pangguyangan Badak 1.800 mdpl, sebagai catatan pos ini kami merasakan hawa dingin mulai merasuk. 

Pos III Arban 2.050 mdpl, perjalanan menuju pos arban meninggalkan cerita khususnya bagi saya dan ewing, seharusnya saya tidak meninggalkan rombongan terlalu jauh. Sebagai pendaki pemula, saya tidak mengetahui pos bayangan (seharusnya menunggu di blok amper)  yang berada sebelum pos arban dan kejadian ini tak terulang, selalu berjalan dengan kelompok agar tak terlalu jauh. Karena kejadian ini pas hujan lumayan awet (ngepris sundana mah) jam 4 sore hingga pakaian lumayan basah. Jam 5 Sore kami melanjutkan perjalanan dengan mengatur waktu istirahat karena langit mulai gelap dan kami harus mencari tempat camp karena pos ini sudah ada yang ngetag tempat camp.

Pos IV Tanjakan Asoy 2.200 mdpl, sesuai namanya perjalanan menuju pos ini melalui tanjakan curam, serta medan berat misalnya melalui jalur aliran air saat hujan sehingga harus hati-hati berpijak, sekitar satu jam perjalanan dari pos sebelumnya. Perjalananan akhirnya dilanjutkan karena lagi-lagi tempat camp sudah penuh oleh kelompok pendaki lain. Tepat jam 18.00 WIB kami melanjutkan perjalanan walaupun kondisi hujan, hari sudah gelap namun semangat kami mampu mengalahkan ketakutan kami. Penerangan (senter) yang cukup serta persiapan jas hujan tentunya sudah pasti harus siap karena kontur tanah yang licin dan gelap tentunya kami terus berhati-hati apalagi dalam kondisi gelap, alhamdulillah kami tidak menemui kabut dan mendapatkan tempat camp yang kosong untuk membangun tenda sekitar jam 19.30 WIB. Kami membagi tugas yang laki-laki memasang tenda dan perempuan memasak air agar bisa menjaga suhu tubuh dari hipotermia. Sesudah tenda selesai dipasang dan lagi apesnya kompor yg dibawa mendadak mati dan akhirnya kami makan seadanya.

Pos V Pesanggrahan 2.450 mdpl, pagi hari jam 4 shubuh kami melanjutkan perjalana setelah bangun dengan minuman kopi dan sereal hangat (kompornya nyala lagi ceritanya) menuju pesanggrahan. Walau langit masih gelap, namun tekad kami menuju puncak dengan suhu sekitar 5 derajat celcius. terlihat jelas bekas kelompok lain karena tanaman sekitar menuju puncak tidak terlalu basah mengenai celana.

Pos VI Sanghyang Ropoh 2.650 mdpl, perjalanan menuju pos ini mulai terlihat puncak, jauh sih sebenarnya. Tren terjal dengan bebatuan cadas sehingga kami harus berhati-hati. Kami akhirnya beristirahat sejenak di pertemuan jalur Apuy Palutungan sembari menunggu kelompok lain dikarenakan trek yang curam dengan bebatuan sekitar jam 6.30 pagi. 

Pos VII Goa Walet 2.950 mdpl, perjalanan menuju pos ini begitu mendebarkan pasalnya trek bebatuan dan curam. Di pos ini puncak terlihat lebih dekat karena perjalanan tinggal 0,3 km lagi menuju puncak. Alhamdulillah cuaca bersahabat, tidak ada kabut.   

Puncak Ciremai, 3078 mdpl. 19 April 2014 tepatnya jam 7.45 pagi akhirnya perjuangan 24 jam disudahi dengan suguhan pemandangan luar biasa walaupun kami tidak kebagian sunrise (ya kan kami telat bangun, harusnya dari jam setengah dua pagi). Kami merasa takjub dengan kawah yang terbentuk akibat letusan terakhir Tahun 1937.   

Pendakian yang luar biasa menguras energi namun akhirnya terbayarkan dengan keindahan alam dari Gunung Tertinggi di Jawa Barat. Bumi Allah SWT begitu luas dan kita patut mensyukuri dengan menjaganya. Setelah puas di ketinggian 3078 mdpl. Kami berdelapan akhirnya turun menuju tempat kemah untuk ishoma. Malam minggu diisi dengan membuat api unggun sekadar menghangatkan badan untuk bersiap keesokan harinya turun gunung.

Ahad 20 April sekitar jam 10.00 pagi kami sudah berkemas dan siap berangkat sesudah makan (maklum gara-gara surplus dua kali tidak makan berat). Kemah selama dua malam sudah cukup untuk memulihkan fisik, pastinya kami merasa hp sudah kaya es batu, maklum dingin coy. Penjalanan melewati pos menurun lebih pegal karena menahan beban, kami pun beristirahat, ishoma di Pos I Cigowong, dan akhirnya sampai dengan selamat kembali di resort Cigugur. Sampai jam 16.30 sore untuk istirahat dan berkemas siap-siap menuju tempat asal. Jam 7 malam kami melanjutkan perjalanan sampai berpisah terlebih dahulu di Taman Kota Kuningan dengan kloter Jakarta (Cipong, Jupri dan Zahid), saya dan erwin memutuskan singgah ke Ciamis (rumah) dan melanjutkan perjalanan esok hari menuju Jatinangor karena khawatir macet libur panjang di jalur majalengka. Tinggal berenam dan kloter Majalengka (Dewi, Alfi dan Liani) turunlah di Cikijing utk menunggu bus menuju Bantarujeg, Majalengka.

Akhirnya perjalanan selesai, sampai jumpa kawan. lima orang reunian dan dapat tiga teman baru. Menjaga tali silaturrahim dan selalu penasaran (ingin tau) dengan Ciremai akhirnya terbayar sudah, jika merasa tau banyak hal padahal setelah dapat hal baru ternyata pengetahuan kita belumlah seberapa. Saat melihat puncak keliatannya dekat padahal masih jauh. Kesabaran dan ketekunan mencapai puncak menjadi kunci menggapai tujuan. Dari ketinggian kita melihat luasnya Bumi Allah SWT sang pencipta dan kita ini begitu kecil di dunia ini, tidak ada apa-apanya dibandingkan ciptaan-Nya. Akan ada masa dimana kita tidak berdaya dan terus memohon lindungan pada-Nya. Ini akan jadi momen yang luar biasa khususnya bagi saya karena ini merupakan pendakian ketiga setelah Gunung Galunggung, Gunung Geulis, Jatinangor.
Sampai Jumpa Ciremai!!!


"Selama masih hidup tantangan menggapai tujuan tidak akan pernah berakhir" 

Ciremai #3078mdpl #Curious