Saya punya pengalaman mengenai judul di atas. Tahun lalu saya pernah mencoba petualangan naik gunung di Kab. Tasikmalaya bersama teman-teman seperjuangan. Ketika di tengah jalan begitu lelah terasa dan helaan nafas yang begitu menyiksa. Pada saat itu saya sedikit berucap, "ah daripada kaki sakit-sakitan begini lebih baik bayar seratus ribu padahal buat sewa kendaraan". Tapi seakan tak kenal lelah, teman-teman menyuarakan semangat agar tak semua keinginan diperoleh dengan uang, ya memang kondisinya lagi punya duit pas-pasan.
Kejadian paling menakutkan sendiri saat menyusuri gunung yang tak terlihat langit sedikitpun, hanya pepohonan yang begitu lebat. Saya berpikir seolah-olah seperti akan tersesat saja, sehingga memutuskan untuk mencari jalan lain agar tujuan bisa terlihat. Ketidaktahuan dari teman-teman mengenai arah tujuan juga turut mempersulit mendaki. Istilahnya kita sudah mempunyai tujuan, tapi belum tahu bagaimana cara agar sampai di puncak. Akhirnya setelah bertanya-tanya bisa mendapatkan petunjuk, kelelahan yang begitu hebat (hiperbola) semakin menguji apakah saya sanggup melanjutkannya? ataukah berbalik arah? teman-teman saya yakin bahwa kekuatan sebenarnya berasal dari Sang Khalik, Allah SWT.
Saya sadar, setelah sekian lama istirahat dan kembali melanjutkan perjalanan hingga akhirnya sampai di tempat tujuan bahwa ketika saya menetapkan tujuan, saya harus tahu jalan mana yang akan diambil. Tepat atau tidaknya jalan yang dipilih menentukan seberapa cepat saya akan sampai.
Rintangan pasti ada, namun tekad yang kuat serta do'a akan meringankan beban. Waalaupun tidak tahu seberapa lama lagi akan sampai tapi dengan perjuangan dan tekad yang kuat ternyata bisa sampai juga. Setelah sampai puncak pun apakah semua sudah selesai? tidak. kita harus turun kembali untuk mencapai tujuan lainnya.
Tetap semangat kawan, walau tujuan belum tercapai tapi jangan menyerah
Jalan itu pasti ada selagi kita mau mencarinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar